Oleh: Cermin Mysterius
Entah sengaja atau tidak, biji itu terjatuh diatas taman saat kita mengunyah remah canda persahabatan.

Seiring waktu yang menempa, kini menjadi rerimbun pohon menjulang, pucuk ulam mengadah langit berpualam.

Seakar kuat melindap bumi, tak mau pergi dari lembaran samak yang sudah termaktub terjalani, masa lalu, masa kini dan entah esok hari.

Lihatlah, biji rindu telah menjadi pepohonan nan rindang merimbumi.

Berteduh berduaan atau tertinggalkan, kita pasrahkan pada Tuhan sang penguasa hati.

Jika baik untuk kita baca, ada bait bersama dilembaran-lembaran selanjutnya,

yang terukir dari getah pohon, tulisan indah untuk diri kita; manusia.
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 comments:

Post a Comment

 
Top